Upaya Mengidentifikasi Keadaan Cagar Budaya, Langkah-Langkah dan Keterlibatan Masyarakat

Zuhdi Swt
5 Min Read
Upaya Mengidentifikasi Keadaan Cagar Budaya, Langkah-Langkah dan Keterlibatan Masyarakat (Ilustrasi)
Upaya Mengidentifikasi Keadaan Cagar Budaya, Langkah-Langkah dan Keterlibatan Masyarakat (Ilustrasi)
- Advertisement -

SastraNusa – Cagar budaya adalah bagian penting dari identitas suatu bangsa. Pada tanggal 29 Oktober 2024, di Pondok pesantren Al ikhlas Mulyorejo Dalegan Panceng Gresik, dilaksanakan kegiatan yang sangat menarik, yakni loka karya Lesbumi NU bekerjasama dengan kementrian kebudayaan.

Acara ini dihadiri Langsung oleh ketua LESBUMI PBNU yakni Yai Jadul Maula, juga hadir pula LESBUMI PW Jawa Timur cak Riyadi Ngasiran. Yai Alvin Sonhaji selalu pemangku Pondok Pesantren juga terlibat langsung dalam acara tersebut.

Pemaparan Bapak Khoirul Anwar

Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Pak Khoiril Anwar dari Kementerian Kebudayaan, terungkap pentingnya mengidentifikasi keadaan cagar budaya dan langkah-langkah yang diperlukan untuk memajukan objek pemajuan kebudayaan (OPK).

- Advertisement -

Langkah pertama dalam mengidentifikasi cagar budaya adalah dengan menilai ciri fisik. Ciri fisik ini mencakup struktur, material, dan kondisi bangunan atau objek yang ada. Selain itu, fungsi sosial dari cagar budaya juga perlu diperhatikan.

Bagaimana masyarakat berinteraksi dengan objek tersebut, serta peranannya dalam kehidupan sehari-hari menjadi faktor kunci yang perlu digali.

Nilai intrinsik dan ekstrinsik juga harus diperhitungkan. Nilai intrinsik berkaitan dengan makna sejarah dan budaya yang terkandung dalam cagar budaya itu sendiri. Sementara nilai ekstrinsik berhubungan dengan pengaruh dan kontribusi cagar budaya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Dengan mempertimbangkan semua aspek ini, penetapan OPK dapat dilakukan dengan lebih tepat dan efektif.

Proses penetapan OPK tidak hanya mencakup identifikasi, tetapi juga pemutakhiran data. Data yang akurat dan terbaru menjadi syarat utama agar langkah-langkah pemugaran dapat berjalan dengan baik.

- Advertisement -

Pemugaran tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki fisik cagar budaya, tetapi juga untuk menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Diskusi tentang cagar budaya juga melibatkan perspektif dari Nahdlatul Ulama (NU). Mengingat pentingnya menjaga garis Ahlussunnah wal Jamaah, diskusi ini diadakan di pondok pesantren Al Ikhlas.

Di salah satu pemaparan diskusi yang menarik perhatian tertuju pada rumah K.H. Hasyim Asy’ari, yang menjadi simbol perjuangan dan pemikiran NU. Keberadaan cagar budaya ini tidak hanya bernilai sejarah, tetapi juga menjadi tempat pembelajaran bagi generasi mendatang.

- Advertisement -

Mu’tamar NU ke-9 pada tahun 1934 mencerminkan pentingnya tradisi dan budaya dalam memperkuat identitas bangsa. Dalam konteks ini, upaya menjaga cagar budaya juga berarti menjaga nilai-nilai yang telah diwariskan oleh para pendahulu.

Pemaparan Bapak Wawan Yogaswara

Menyoroti keterlibatan masyarakat dalam memajukan objek kebudayaan dan cagar budaya. Keterlibatan ini sangat penting, karena tanpa partisipasi masyarakat, upaya pemajuan kebudayaan akan sulit tercapai. Tujuan pemajuan kebudayaan meliputi pengembangan nilai luhur budaya, memperkaya keberagaman, dan memperteguh jati diri bangsa.

Pilar pemajuan kebudayaan terdiri dari perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. Keempat pilar ini saling terkait dan berperan penting dalam menjaga keberlangsungan cagar budaya. Perlindungan menjadi langkah awal untuk mencegah kerusakan, sementara pengembangan dan pemanfaatan memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat aktif.

Kriteria cagar budaya pun harus dipahami dengan baik. Alur pendaftaran dan penetapan menjadi langkah konkret untuk menjadikan suatu objek sebagai cagar budaya. Proses ini melibatkan evaluasi mendalam untuk memastikan bahwa objek tersebut memenuhi syarat sebagai cagar budaya.

Kesadaran akan pentingnya cagar budaya harus ditanamkan dalam diri setiap individu. Masyarakat perlu diberdayakan agar mereka bisa berkontribusi dalam upaya pelestarian cagar budaya. Dengan cara ini, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam cagar budaya dapat terus hidup dan berkembang.

Dalam konteks pemajuan kebudayaan, partisipasi masyarakat menjadi faktor penentu. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga dan merawat cagar budaya. Oleh karena itu, upaya edukasi dan sosialisasi harus dilakukan secara kontinu agar masyarakat semakin paham akan pentingnya cagar budaya dalam kehidupan mereka.

Dengan langkah-langkah yang tepat dan keterlibatan aktif masyarakat, cagar budaya dapat terus lestari dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang. Melalui penguatan identitas dan nilai-nilai luhur, masyarakat dapat memperkokoh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Keberadaan cagar budaya bukan hanya sekadar warisan, tetapi juga menjadi cermin perjalanan sejarah bangsa. Setiap detail yang ada di dalamnya menyimpan cerita yang perlu dihargai dan dijaga. Dengan memahami pentingnya cagar budaya, masyarakat dapat mengambil langkah proaktif dalam melestarikannya.

Akhirnya, upaya identifikasi dan pemajuan cagar budaya adalah tanggung jawab bersama. Semua elemen masyarakat, mulai dari pemerintah hingga individu, harus saling berkolaborasi demi menjaga kekayaan budaya yang dimiliki.

Dengan demikian, cagar budaya tidak hanya akan menjadi benda mati, tetapi juga akan hidup dalam ingatan dan praktik sehari-hari masyarakat.(*)

- Advertisement -
Share This Article