SastraNusa – Dentum-gler menyeruak, menonjok gendang telinga, mengguncang seisi dada seakan dihantam dahsyat benturan benda abstrak. Gelegar ini tak lain, suaranya bersumber dari perangkat audio bertenaga raksasa dalam tatanan menggunung yang diangkut sebuah sebuah truk besar atau pun pick up.
Arak-arakan rapi dalam gemulai dengan hentak goyang yang sama hanyut di alunan irama ‘horeg’. genre musiknyab DJ yang khas di tengah meriahnya perayaan karnaval, seperti pada momentum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia kemarin.
Namun ada yang aneh, sehingga dalam benak ini muncul satu fenomena menarik perhatian. Apa itu? Apalagi kalau bukan goyang DJ yang menjadi konsumtif bagi nafsu yang liar dari sisi negatif.
Saat suara DJ memecah malam, dan lampu berkelap-kelip diiringi dengan gerakan-gerakan berirama, karnaval ini menjadi panggung yang tak terbendung. Sementara pertanyaan mendalam, yakni seputar fenomena semakin mencuat dan wajib dimaknakan secara analisis.
Maka itu, SastraNusa mengajak para pembaca yang budiman, agar bersama-sama mengkaji kebiasaan ini, agar bisa mengambil sikap kedepan, yakni harus ikut goyang DJ atau justru mengkalternya!
HUT RI adalah Momen Sakral, Jangan Dinodai!
Perlu antum ketahui, bahwa hari kemerdekaan termasuk momen sakral yang dipusakakan. Bagaimana tidak? Sebab HUT merupakan momen yang berkenaan dengan pelepasan NKRI dari penjajah.
Adapun karnaval Agustusan itu, termasuk bagian integral dari perayaan Hari Kemerdekaan, umumnya mencerminkan semangat nasionalisme dan rasa bangga terhadap sejarah bangsa.
Hal ini telah menjadi biasa yang melibatkan berbagai aktivitas. Berbagai aktivitas itu, meliputi lomba-lomba tradisional hingga parade yang menggambarkan keragaman budaya Indonesia.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul trend baru yang belum dikalter oleh pemerintah. Trend yang belum ditelaah secara mendalam ini, adalah penampilan goyang DJ.
Goyang DJ Termasuk Kreatifitas Kontemporer atau Penyimpangan Budaya?
Fenomena goyang DJ di karnaval Agustusan dapat dilihat dari dua sudut pandang yang saling bertentangan. Di satu sisi, goyang DJ menawarkan hiburan modern yang sesuai dengan tren global, yakni mencerminkan dinamika zaman yang terus berubah.
Adapun musik DJ yang energik dan pertunjukan yang memukau sering kali berhasil menarik perhatian audiens muda, menjadikan acara tersebut lebih relevan dengan generasi saat ini.
Namun di sisi lain justru muncul kekhawatiran, yakni fenomena ini mungkin akan menggeser fokus dari nilai-nilai tradisional yang dipegang teguh selama perayaan kemerdekaan. Tak hanya itu, dengan ditambahnya goyangan DJ justru harus menjadi fokus akan ternodanya hari kemerdekaan.
Fakta sudah berbicara, bahwa hari kemerdekaan termasuk peringatan tentang rakyat Indonesia terbebas dari penjajah. Artinya, dengan kemerdekaan saat itu rakyat Indonesia telah tidak menjadi budak para penjajah
Sementara DJ ini merupakan mengadopsi elemen-elemen hiburan modern yang cenderung sekuler, bahkan rawan akan menghilangkan makna perayaan kemerdekaan.
Tak sampai di situ, adanya DJ beserta goyangannya juga mengundang pertanyaan “Apakah goyang DJ merupakan adaptasi yang wajar, Atau Penyimpangan makna kemerdekaan?
Menguliti Goyang DJ dari Konteks Sosial dan Budaya
1. Konteks Sosial
Perubahan Selera Hiburan: hal ini merupakan hal yang wajar dalam setiap masyarakat. Dengan adanya globalisasi dan penetrasi budaya pop, hiburan yang lebih modern seperti goyang DJ menjadi lebih umum dan diterima.
Hal ini mencerminkan dinamika sosial yang tidak bisa dihindari, di mana masyarakat harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Namun musik DJ terlalu lantang hingga mengundang kebisingan juga tidak baik. Toh, tidak semua orang suka musik DJ.
Penerimaan Generasi Muda: Goyang DJ menarik bagi generasi muda yang lebih akrab dengan budaya musik elektronik. Ini memberi mereka cara baru untuk terlibat dalam perayaan kemerdekaan, yakni menjadikannya lebih inklusif dan menarik bagi audiens yang lebih muda.
Kendatipun seperti itu, terdapat sisi negatif yakni goyang yang keterlaluan sehingga mengundang nafsu dari penontonnya.
2. Budaya dan Tradisi
Pergeseran Nilai Tradisional: Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa goyang DJ mungkin mengalihkan fokus dari nilai-nilai tradisional yang melekat pada perayaan kemerdekaan. Jika terlalu banyak penekanan diberikan pada hiburan modern, ada risiko bahwa makna historis dan simbolis dari hari kemerdekaan bisa meredup.
Keseimbangan antara Tradisi dan Modernitas: Menemukan keseimbangan antara tradisi dan modernitas adalah tantangan besar. Perayaan kemerdekaan yang menyertakan elemen-elemen baru harus dilakukan dengan hati-hati, memastikan bahwa inti dari perayaan tetap terjaga sementara juga memberikan ruang bagi inovasi.
Kedepannya, Ayo Sambut Perubahan dengan Bijaksana!
Untuk menghadapi fenomena ini dengan bijaksana, maka penting bagi masyarakat untuk memelihara dialog terbuka tentang makna perayaan kemerdekaan sambil juga menghargai perubahan sosial yang terjadi.
Penyelenggara karnaval, bisa mempertimbangkan untuk menggabungkan elemen-elemen tradisional dan modern dengan cara yang harmonis, sehingga perayaan kemerdekaan tetap mencerminkan nilai-nilai sejarah sambil tetap relevan dengan generasi sekarang.
Memahami dan Menghargai Perubahan
Fenomena goyang DJ di karnaval Agustusan adalah cerminan dari perubahan zaman dan perubahan selera hiburan yang tak terhindarkan. Meskipun ada kekhawatiran bahwa hal ini bisa menggeser fokus dari makna tradisional perayaan, namun sangat penting untuk melihatnya sebagai bagian dari evolusi budaya yang lebih besar.
Artinya, dengan pendekatan yang bijaksana dan inklusif, masyarakat dapat menemukan cara untuk merayakan kemerdekaan dengan penuh makna, sambil juga merangkul inovasi dan perubahan yang datang dengan era modern.(*)