SastraNusa– Acara tasyakuran yang digelar oleh pemerintah Desa Surowiti, tepatnya di dusun Panceng. Dikemas dengan kemasan Jawa terbukti karna seluruh panitia serta jajaran pemerintah kepala Desa Surowiti secara serentak memakai pakaian adat.
Alunan Gending dipadukan dengan lagu-lagu islami, dimainkan dengan indah oleh anak-anak karawitan Widya Budaya SMA Hidayatus Salam Lowayu. syair-syair jawa dengan alunan tembang gending. Sambutan Bapak kades Surowiti, Gus H. Sonhaji S. Sos. Beliau mengatakan bahwa semangat kebersamaan dan memupuk kekeluargaan dalam menyongsong kemerdekaan menjadi kekuatan dalam menjalankan pemerintahan, beliau juga mengatakan bahwa keberadaan pasar sapi yang usianya sudah lebih dari satu abad ini membawa dampak ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Hadir pula bapak Camat kecamatan Panceng, bapak Sampurno S. Sos., M.M, mengapresiasi semangat serta peran aktif pihak pemerintah Desa Surowiti dalam mengembangkan serta melakukan inovasi-inovasi baru untuk pengembangan pembangunan infrastruktur Pasar sapi.
Sejarah Panceng, tahun 1700 Pansieng yang sekarang dinamakan Panceng, wilayah ini masih masuk kadipaten Sidayu. Karna dulu bentuk pemerintah masih dalam bentuk Kadipaten,yang di pimpin oleh Adipati surengrono dari Surowiti.
Ujar Ajengan Diaz Nawaksara sejarahwan serta budayawan yang hadir malam itu. Pancang, sakeng tembung panyancang. Yaitu nyancang tempat untuk menjaga. Panceng juga di sebut juga pancang penanda bagi segitiga emas bukit yang ada di daerah sekitar. Yakni bukit Surowiti, bukit larangan, dan bukit kukusan.
Ketiga bukit tersebut sebagai penanda para nelayan untuk kembali bermuara. Hampir satu abad lebih keberadaan pasar sapi yang menjadi satu-satunya pasar sapi tertua di daerah Gresik.
keberadaan pasar sapi ini menandakan bahwa peristiwa serta nilai-nilai historis didalamnya merupakan bagian penting bagi tumbuh kembangnya kebudayaan, adat istiadat yang sarat dengan tipografi masyarakat daerah Panceng.
Beberapa bukti peninggalan pembangunan masa penjajahan Belanda juga masih terjaga dengan baik, ada juga beberapa bukti patok sapi yang usianya sudah ratusan tahun dan bangunan yang usianya sudah satu abad menjadi saksi sejarah bahwa dahulu peradaban ekonomi masyarakat desa Surowiti sangat tinggi.
Tak heran banyak tokoh-tokoh yang bermunculan di desa Surowiti yang sudah terkenal dan termasyhur dikenal di kalangan intelektual maupun di kalangan kebudayaan, muncul tokoh pemuda sekaligus budayawan serta praktisi seni Ki Youming adi Yusuf, muncul pula tokoh spiritual Mbah Kasran, dikenal sebagai tokoh spiritual darah Gresik dan sekitarnya.
Tumbuh kembangnya teknologi serta daya jual tanah yang semakin melangit membuat daerah di bukit Surowiti kini makin di buru para investor asing untuk di bangun beberapa destinasi wisata maupun industri disekitar Surowiti, namun keberadaan tokoh-tokoh spiritual dan budayawan di daerah Panceng mampu menjadi filter serta penjaga kestabilan dan keselarasan semesta.
Keindahan alam serta beberapa situs-situs penting yang berada di daerah Surowiti dan sekitarnya menjadi bukti kuat bahwa pelestarian budaya hingga kestabilan atmosfir semesta masih terjaga dengan baik dan lestari.
Kedaulatan rakyat berbudaya dan keharmonisan antar pemuka agama dengan praktisi seni Budaya menjadi satu kesatuan utuh dalam menjaga stabilitas alam semesta serta isinya ini.
Hal pokok diatas menjadi pemikiran, tindakan, laku setra visi misi diplomatik yang sudah terjadi beberapa tahun silam yang sudah dilakukan oleh pemerintah Desa dengan pelaku budaya serta pemangku adat di daerah Panceng.
Usia 103 tahun menjadikan Pasar sapi tertua yang sampai saat ini aktif di daerah Gresik, ke depan pemerintah kabupaten serta dukungan masyarakat kecamatan Panceng menjadi kunci keutuhan keberadaan pasar sapi yang berusia satu abad ini.