Hanya saja, jika memanfaatkan alat-alat berbasis AI ini, seniman justru dapat mengeksplorasi ide-ide yang sebelumnya sulit dijangkau dan menciptakan karya yang lebih inovatif.
Salah satu cara agar seniman dapat memanfaatkan AI, yaitu melalui perancangan program yang dapat membantu dalam penghasilan karya visual.
Misalnya, seniman menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menghasilkan gambar berdasarkan input kreatif mereka.
Artinya seniman harus berhasil melakukan hal ini, menciptakan karya yang memadukan teknik tradisional dan modern.
Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memungkinkan para penikmat seni untuk melihat kompleksitas serta keragaman yang dapat dihasilkan oleh kolaborasi manusia dan mesin.
Membaca AI dengan perupa yang berkolaborasi, tentunya karya-karya mereka menunjukkan bagaimana teknologi dapat menghasilkan pengalaman seni yang menakjubkan, sekaligus tetap mengakui kehadiran sentuhan manusia dalam proses penciptaan.
Melalui kolaborasi ini, seniman tidak hanya memanfaatkan kemampuan AI untuk eksperimen kreatif, tetapi juga menyajikan hasil yang memperkaya pengalaman estetika penonton.
Dengan begitu, alih-alih bersaing dengan AI, kolaborasi antara seniman dan kecerdasan buatan dapat membangun jembatan baru dalam dunia seni.
Hal ini justru membuka peluang yang luas bagi para pencipta rupa-rupa, untuk menemukan cara baru dalam mengekspresikan diri dan memperluas batasan seni, sekaligus mempertahankan dan menghormati nilai seni yang telah ada.
Pada akhirnya, kesadaran akan sinergi ini memungkinkan para seniman untuk terus berkembang, dengan menggali potensi desain dan kreasi yang dihadirkan oleh teknologi AI.(*)