SastraNusa – Dalam era digital saat ini, game online mendominasi dunia hiburan. Namun, sebelum kehadiran game digital, ada permainan tradisional yang menjadi fondasi kenangan banyak orang. Salah satunya adalah permainan Benthik. Permainan ini, yang dimainkan dengan alat sederhana dan aturan yang mudah dipahami, menawarkan kesenangan yang luar biasa bagi anak-anak di masa lalu.
Asal Usul dan Sejarah
Benthik berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, menjadi bagian dari budaya lokal yang diwariskan turun-temurun.
Permainan ini dimainkan oleh dua tim atau lebih dengan menggunakan potongan kayu kecil sebagai alat utama.
Benthik bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga menjadi sarana sosial yang mempererat hubungan antar teman dan tetangga.
Cara Bermain
Permainan Benthik dimulai dengan menggali lubang kecil di tanah. Kayu pendek diletakkan di atas lubang, lalu pemain pertama menggunakan kayu panjang untuk memukul kayu pendek tersebut sejauh mungkin.
Tim lawan akan berusaha menangkap kayu yang terbang, dan jika berhasil, poin akan diberikan kepada mereka. Permainan ini membutuhkan ketangkasan, strategi, dan kerjasama tim.
Manfaat Permainan Benthik
Selain menyenangkan, Benthik memiliki banyak manfaat. Permainan ini melatih keterampilan motorik halus dan kasar, meningkatkan koordinasi tangan dan mata, serta mengajarkan strategi.
Lebih dari itu, Benthik juga mengajarkan nilai-nilai sosial seperti kerjasama, sportivitas, dan persahabatan.
Permainan ini menjadi alat pendidikan yang efektif dengan cara yang menyenangkan.
Perbandingan dengan Game Online
Dalam beberapa dekade terakhir, game online telah menggantikan banyak permainan tradisional seperti Benthik.
Meskipun game online menawarkan grafis canggih dan interaksi global, Benthik memberikan pengalaman yang lebih nyata dan sosial.
Tidak ada teknologi yang bisa menggantikan keceriaan bermain di luar rumah bersama teman-teman, merasakan udara segar, dan merasakan tanah di bawah kaki.
Revitalisasi dan Pelestarian
Permainan tradisional seperti Benthik perlu dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya.
Upaya revitalisasi bisa dilakukan dengan mengadakan festival permainan tradisional, memasukkan permainan ini dalam kurikulum sekolah, dan mempromosikannya melalui media sosial.
Dengan begitu, generasi muda dapat mengenal dan menghargai permainan yang pernah menjadi bagian penting dari kehidupan sosial nenek moyang mereka.
Penutup yang Menginspirasi
Mengenal kembali permainan tradisional seperti Benthik bukan hanya menggali memori masa lalu, tetapi juga memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Di tengah kemajuan teknologi, penting bagi kita untuk tetap menjaga dan melestarikan warisan budaya ini.
Dengan demikian, Benthik tidak hanya sekadar permainan, tetapi juga jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, serta warisan berharga untuk masa depan. (*)
