Terkuak, Ternyata ini Alasan Tradisi Cokbumi Madura Dilestarikan Hingga Sekarang

Fauzi By Fauzi
3 Min Read
tumpeng, traditional food, indonesian food
Terkuak, Ternyata ini Alasan Tradisi Cokbumi Madura Dilestarikan Hingga Sekarang (Ilustrasi)
- Advertisement -

SastraNusa – Di Kampung Lembung, Dusun Nangger, Desa Plakaran, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, sebuah tradisi yang kaya akan makna dan sarat nilai-nilai kebudayaan masih setia dijaga hingga hari ini.

Tradisi ini dikenal sebagai Cokbumi, sebuah sedekah bumi yang bukan hanya sekadar ritual tetapi menjadi wujud syukur masyarakat Madura kepada Sang Pencipta.

Tak hanya itu, Cokbumi juga menjadi ritual penting yang dijalani oleh setiap warga sebelum menempati rumah baru, serta sebagai bagian dari ritual tahunan yang telah berlangsung turun-temurun.

Tradisi Cokbumi memancarkan makna dalam setiap prosesinya, di mana tuan rumah yang mengadakan hajat akan mengundang seluruh warga kampung beserta para kiai sebagai bentuk penghormatan.

- Advertisement -

Kehadiran kiai dalam ritual ini memberikan sentuhan spiritual yang mendalam, meneguhkan Cokbumi sebagai bentuk ibadah dan penghubung antara manusia dengan alam semesta.

Di sinilah masyarakat Madura menunjukkan rasa syukur atas segala karunia, sekaligus permohonan keselamatan bagi penghuni yang baru menempati ruamahnya.

Pada pelaksanaan Cokbumi, terdapat rangkaian prosesi yang khas dan penuh hikmah. Ritual ini diawali dengan pembacaan tawassul, diikuti lantunan shalawat, dan ditutup dengan doa.

Setiap langkahnya membawa nuansa religius yang kuat, memberikan suasana khidmat yang mendekatkan hati setiap peserta pada Tuhan.

Bagi masyarakat Madura, ritual ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan cara untuk menguatkan ikatan batin dengan leluhur dan alam sekitarnya.

- Advertisement -

Tidak hanya prosesinya yang penuh makna, sajian yang dihidangkan dalam acara Cokbumi juga memiliki simbolisme mendalam.

Tumpeng, sebagai pusat hidangan, dikelilingi oleh urapan (aneka sayuran yang mewakili hasil bumi dan simbol ketulusan). Di sekeliling tumpeng, berbagai hasil bumi seperti kacang, ketela, dan singkong turut dihidangkan.

Setiap elemen ini melambangkan kelimpahan rezeki dari tanah, sekaligus sebagai wujud terima kasih kepada bumi yang telah memberikan hasil terbaiknya bagi kehidupan masyarakat.

- Advertisement -

Cokbumi menjadi perayaan penuh filosofi, di mana setiap unsur memiliki makna dan doa tersendiri.

Tumpeng, yang menjulang di tengah, menjadi simbol pengharapan yang tinggi kepada Tuhan, sementara kacang, ketela, dan singkong adalah wujud ketergantungan masyarakat pada kekayaan alam.

Dalam budaya Madura, bumi bukan sekadar tempat berpijak, tetapi juga sumber kehidupan yang harus dijaga dan dihormati.

Itulah mengapa Cokbumi dirayakan dengan penuh hormat, memadukan nilai-nilai religius dan budaya lokal yang sangat kental.

Bagi masyarakat luar, Cokbumi mungkin tampak sebagai ritual sederhana. Namun, bagi masyarakat Kampung Lembung, setiap tahun perayaan ini adalah momen istimewa untuk meneguhkan kembali ikatan batin mereka dengan Tuhan dan alam.

Tradisi ini mengajarkan bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari anugerah Tuhan yang hadir melalui bumi yang subur dan hasil panen yang melimpah.

Sebuah pengingat untuk senantiasa bersyukur dan memuliakan sumber kehidupan yang telah memberikan begitu banyak bagi kesejahteraan.

Sebagai salah satu warisan budaya Madura, Cokbumi bukan hanya menjadi acara tahunan, tetapi juga identitas yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat.

Dengan menjaga dan melestarikan tradisi ini, masyarakat Madura menunjukkan kebijaksanaan mereka dalam memaknai kehidupan yang harmonis dengan alam.(*)

- Advertisement -
Share This Article