Suasana ini memfasilitasi interaksi sosial yang bermakna dan memperkuat tali persaudaraan di antara mereka.
Dalam era modern yang serba cepat, nilai-nilai tradisional seperti kebersamaan sering kali terabaikan. Namun, kesenian tongklek mampu mengingatkan kita tentang pentingnya menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman dan komunitas.
Melalui permainan yang melibatkan gerakan, lagu, dan tari, tongklek menjadi jembatan yang menyatukan generasi, sekaligus menjaga keabadian budaya lokal.
Kegiatan ini tidak sekadar memberikan hiburan, tetapi juga menjadi medium untuk mempelajari nilai kerjasama dan saling menghargai.
Di dalam praktiknya, tongklek tidak hanya sekadar permainan; ia merupakan ritual sosial yang mengajak anak-anak untuk merasakan esensi dari kebersamaan.
Momen-momen ini merangsang rasa empati dan kedekatan emosional, serta menumbuhkan rasa memiliki terhadap komunitas.
Dengan demikian, absorbsi nilai-nilai ini menjadi lebih relevan, khususnya dalam menghadapi tantangan globalisasi yang mengancam identitas budaya lokal.
Oleh karena itu, memperkenalkan kembali kesenian tongklek di kalangan generasi Z bukan hanya untuk melestarikan budaya, tetapi juga untuk mendidik mereka tentang arti penting kebersamaan, persaudaraan, dan kekompakan, yang dapat terus dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut, generasi muda dapat menciptakan komunitas yang lebih harmonis dan saling mendukung.
Tongklek di Era Gen Z
Kesenian tongklek, sebagai salah satu tradisi budaya Indonesia, memiliki relevansi yang signifikan bagi generasi Z di tengah cepatnya perkembangan zaman.
Meskipun banyak kebudayaan baru yang bermunculan berkat kemajuan teknologi dan globalisasi, tongklek tetap memiliki tempat yang khas di hati masyarakat.
Generasi Z, yang dikenal sebagai generasi digital, memiliki peluang untuk menghidupkan dan melestarikan kesenian ini dengan cara yang unik dan inovatif.
Perpaduan antara tradisi dan teknologi dapat menjadi jembatan yang efektif untuk menarik minat anak muda terhadap tongklek.
Dalam era serba digital, media sosial menjadi saluran penting untuk pemromosian seni tradisional seperti tongklek.
Konten yang menarik, seperti video penampilan tongklek atau tutorial seni tersebut, dapat dengan mudah dibagikan di platform-platform populer.
Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai tongklek, tetapi juga menarik perhatian dan partisipasi generasi muda.
Dengan seringnya tayangan dan diskusi terkait tradisi ini di media sosial, tongklek diharapkan dapat tampil relevan dan terus berkembang dalam bentuk yang lebih modern.
Penting bagi generasi muda untuk memahami makna dan nilai dari kesenian tongklek. Melalui partisipasi dalam acara-acara lokal, workshop, atau grup seni, generasi Z dapat berkontribusi dalam pelestarian kultur ini.
Tidak hanya sebagai pengamat, mereka bisa berperan aktif, baik sebagai pelaku maupun penggerak komunitas. Menyadari kondisi sosial dan budaya saat ini, kolaborasi antara tradisi dan inovasi menjadi kunci untuk mengenalkan tongklek kepada generasi yang lebih luas.
Hal ini memungkinkan tongklek tidak hanya diingat sebagai kesenian yang berharga, tetapi juga sebagai bagian yang hidup dari identitas budaya yang terus berkembang.(*)