SastraNusa – Kesenian Tongklek merupakan salah satu bentuk tradisi yang populer di kalangan masyarakat Indonesia, menjelang waktu sahur. Kesenian ini tidak hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga memiliki makna sosial dan budaya yang mendalam.
Dengan melibatkan musik, tari, dan penampilan kreatif, Tongklek menciptakan suasana yang khas dalam menyambut hari yang penuh berkah.
Keunikan dari kesenian ini terletak pada interaksi antara para pemain dan penonton, yang sering kali terlibat dalam keramaian dan keceriaan saat berlangsungnya pertunjukan.
Salah satu ciri khas dari kesenian Tongklek adalah alunan musik yang dihasilkan dari alat tradisional yang sederhana namun efektif.
Alat musik yang umum digunakan dalam pertunjukan Tongklek meliputi kendang, gong, dan alat tiup seperti seruling. Suara yang dihasilkan dari perpaduan alat-alat ini menciptakan melodi yang menggugah semangat.
Selain itu, para pemusik juga sering kali menghidupkan suasana dengan lirik lagu yang bervariasi, membawa pesan moral dan budayanya tersendiri.
Dalam pelaksanaan kesenian Tongklek, biasanya melibatkan kelompok-kelompok masyarakat yang berkolaborasi untuk menghidangkan pertunjukan yang meriah.
Pemain tidak hanya berasal dari kalangan seniman, tetapi juga meliputi segmen-segmen masyarakat lainnya yang ingin berpartisipasi. Kegiatan ini menciptakan sebuah komunitas yang erat dan meningkatkan rasa kebersamaan di kalangan masyarakat.
Melihat semangat generasi muda, khususnya Gen Z, yang semakin tertarik pada budaya lokal, dapat dipastikan bahwa Tongklek akan terus berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi sahur di Indonesia.
Alat Musik dalam Tongklek
Tongklek adalah salah satu bentuk kesenian budaya yang sangat kaya, terutama dalam konteks tradisi membangunkan sahur.
Di dalam praktiknya, berbagai alat musik digunakan untuk menciptakan suasana yang penuh semangat dan keterikatan sosial. Alat musik utama dalam tongklek adalah kentongan, yang terbuat dari kayu.
Kentongan menghasilkan suara khas yang mampu memanggil warga untuk bersiap-siap melakukan sahur. Suara yang dihasilkan dari kentongan cukup keras dan bergetar, sehingga mudah didengar dari jarak yang cukup jauh, menjadikannya sangat efektif untuk tujuan tersebut.
Selain kentongan, drum plastik juga menjadi bagian penting dalam alat musik tongklek. Drum ini sering digunakan karena ketersediaannya yang melimpah dan harganya yang cukup terjangkau.
Drum plastik memberikan ritme yang mendalam dan penuh energi, sehingga menambah suasana keceriaan dalam rangkaian acara. Ketukan yang bertenaga dapat menggugah semangat masyarakat untuk bangun dan berkumpul bersama untuk sahur.
Instrumen lain yang biasanya digunakan dalam tongklek adalah gong kecil dan berbagai alat perkusi lainnya. Alat musik ini memperkaya nuansa suara yang dihasilkan, dengan melodi yang mengundang semangat masyarakat untuk berkumpul.
Pemilihan alat musik dalam tongklek bukan hanya berdasarkan suara saja, namun juga perannya dalam membangun atmosfer kolektif dan keakraban.
Setiap alat musik memiliki karakter dan fungsi sendiri-sendiri, tetapi bersatu untuk menciptakan harmoni yang indah. Melalui alat musik ini, masyarakat dapat merasakan kedekatan dan saling mendukung dalam menjalankan ibadah puasa.
Makna dan Nilai Kebersamaan
Kesenian tongklek bukan hanya sekadar bentuk hiburan, tetapi juga sarana untuk menggaungkan nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, dan kekompakan di kalangan masyarakat, khususnya bagi generasi Z.
Dalam tradisi tongklek, anak-anak berkumpul di langgar atau surau menjelang sahur, menciptakan suatu momen yang penuh kehangatan dan kebersamaan.