Melalui lukisan yang mencerminkan kenyataan, ia berharap bisa membawa pesan sosial yang dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat.
Sudjojono berargumen bahwa realisme memperlihatkan keadaan yang sebenarnya, baik dalam aspek sosial maupun politik.
Dalam konteks Indonesia yang sedang berjuang untuk merdeka dari penjajahan, ia melihat pentingnya untuk menciptakan karya yang berbicara tentang kehidupan rakyat, perjuangan, dan harapan.
Dengan menampilkan tema-tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, ia menegaskan bahwa seni harus mampu menjadi refleksi dari realitas masyarakat, bukan hanya sekadar imajinasi atau abstraksi yang jauh dari kenyataan.
Lebih lanjut, Sudjojono menganggap bahwa pendekatan ini juga berfungsi untuk mengedukasi masyarakat. Dengan menggambarkan kondisi kehidupan yang nyata, karya seni bisa membantu masyarakat untuk menyadari dan meresapi pengalaman kolektif mereka.
Ia percaya bahwa seni lukis yang realistis dapat mengajak penontonnya untuk berpikir, merenung, dan merasakan realitas yang ada di sekitar mereka.
Melalui pencapaian ini, Sudjojono tidak hanya menjadi seniman, tetapi juga seorang pemikir dan aktivis yang berjuang untuk mendorong kesadaran sosial di tengah masyarakat.
Dalam proses penggambaran realisme, Sudjojono menunjukkan ketegasan dan dedikasi untuk menciptakan karya yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan makna dan seperangkat nilai-nilai kemanusiaan.
Melalui karyanya, ia ingin memastikan bahwa seni tetap relevan dan mampu berfungsi sebagai pendorong perubahan sosial.
Peran S. Sudjojono sebagai Kritikus Seni
S. Sudjojono tidak hanya dikenal sebagai seorang pelukis, tetapi juga memiliki peran penting sebagai kritikus seni rupa modern di Indonesia.
Sebagai seorang intelektual, ia memiliki visi yang tajam terhadap perkembangan seni di tanah air. Dalam karya-karya kritiknya, Sudjojono tidak segan-segan untuk memberikan pandangannya tentang berbagai aspek seni, mulai dari teknik hingga isi dan makna di balik sebuah karya.
Berkat kontribusinya, banyak seniman muda yang terinspirasi untuk lebih mengeksplorasi bentuk-bentuk ekspresi baru dalam seni rupa.
Sudjojono percaya bahwa seni bukan hanya sekadar medium untuk mengekspresikan diri, tetapi juga alat untuk melakukan kritik sosial dan budaya.
Melalui tulisan-tulisannya, ia mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu-isu yang terjadi di sekitarnya, menciptakan kesadaran akan tanggung jawab sosial yang dimiliki oleh seniman.
Pendekatannya yang komunikatif dan sopan santun dalam menyampaikan ide dan kritiknya membuat tulisan-tulisannya dapat diterima oleh berbagai kalangan, baik seniman, akademisi, maupun masyarakat umum.
Keterbukaan dan kejujuran dalam ekspresi adalah prinsip yang selalu dijunjung tinggi oleh Sudjojono dalam segala aspek, termasuk dalam kritik seni.
Selain itu, kepiawaian Sudjojono dalam menyampaikan ide-ide kompleks secara sederhana dan mudah dipahami menjadi salah satu keunggulannya sebagai kritikus seni.
Ia menghindari jargon-jargon yang rumit dan lebih memilih bahasa yang lugas, sehingga pembaca dapat dengan mudah menyerap pesan yang ingin disampaikan. Ini menciptakan jembatan antara seniman dan masyarakat, yang pada gilirannya memperkuat dialog antara keduanya.
Dengan demikian, peran S. Sudjojono sebagai kritikus seni tidak hanya terbatas pada memberikan opini, tetapi juga sebagai penggerak perubahan dalam dunia seni rupa modern Indonesia.(*)