SastraNusa – “Petik laut” berarti memetik, mengambil ataupun memungut, kegiatan mengungkapkan rasa syukur terhadap Tuhan melalui acara ritual yang diadakan setiap tahun sekali, masyarakat nelayan di pesisir desa Campurejo kecamatan Panceng ini selalu istiqomah dalam melaksanakan ritual yang sangat sakral dan berkesinambungan ini.
Petik laut merupakan warisan leluhur nenek moyang yang sampai detik ini mampu dijaga, dilestarikan, dan diperingati tiap tahunnya, sedekah masyarakat desa terhadap laut yang selama satu tahun ini memberikan manfaat, serta tempat mereka mengais rizki setiap harinya untuk menghidupi keluarga dan masyarakat di wilayah pantura.
Tradisi petuk laut sebagai pelestarian kearifan lokal di pesisir laut Utara desa Campurejo Gresik, tradisi ini sudah dilakukan turun temurun, tercatat sudah sejak tahun 1951 tradisi petik laut ini dilakukan hingga saat ini.
Manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan di pesisir laut Utara ini sangatlah banyak, diantaranya manfaat secara ekonomis dan Agamis, sosial, daya pukau serta daya tarik dari kegiatan petuk laut Campurejo ini sangatlah mempesona.
Nilai ekonomis dari kegiatan petik laut adalah terkumpulnya ribuan perahu atau kapan membuat daya tarik pengunjung menjadi ramai, hal ini mengundang banyak pedangang kaki lima yang menjajakkan rizki pada acara tersebut.
Dampak sosial dari kegiatan petik laut. Tradisi petik laut ditahun 2024 membawa dampak yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi, serta daya jual ikan yang ada di pesisir utara.
Beberapa tokoh serta para pengunjung berlomba-lomba untuk memberikan konstribusi bagi kegiatan ini, pemerintah Desa Campurejo serta masyarakat pesisir guyup rukun mendukung kegiatan tersebut.
Pasar desa Campurejo menjadi ramai karna diuntungkan dengan kegiatan petuk laut ini, siklus ekonomi yang terjadi di daerah pesisir terpusat pada daya jual pasar tradisional desa dan pasar besar yang ada disedari Campurejo.
Dampak sosial yang mengarah pada nilai-nilai religius pun tak kalah pesat, kemasan acara do’a bersama para tokoh desa, muspika kecamatan, tohoh pemuda, tokoh pendidikan, para nelayan, dan juga dihadiri ribuan masyarakat untuk bersama-sama berdo’a syukur atas keberkahan selama satu tahun ini.
Kehadiran tradisi petik laut Campurejo tidak lepas dari suguhan jajanan pasar, juga terdapat ribuan nasi yang dibagikan oleh warga kepada para pengunjung yang hadir.
SEGO PAYANG merupakan nasi yang sering kita jumpai di pesisir, nasi payang merupakan ciri khas dari daerah pesisir Campurejo. Sego payang juga memjadi suguhan yang unik, disamping bentuk suguhan, jenis ikannya, begitu juga rasa didalamnya.
Sego payang merupakan nasi bungkus yang selalu dibawa para nelayan untuk berangkat melaut, sego payang ini biasanya bisa kita jumpai pada jam tertentu saja, kisaran jam 01.30 WIB dini hari, hingga jam 06.00 pagi.
Rata-rata masyarakat pesisir berangkat melaut pada dini hari, sehingga kehadiran sego payang sangatlah bermanfaat serta penjadi teman baiknya perut para nelayan yang pergi mencari rizki di Samudra laut pesisir utara.
Tepat pada hari sabtu, tanggal 24 Agustus 2024 kegiatan petik laut ini digelar dari pukul 07.00 sampai 17.00 WIB.
Ribuan warga serta ratusan kapal serta perahu menghiasi laut Pantura Gresik, penanda bahwa kekayaannya tak sampai lekang oleh waktu, keluasan bahari ini merupakan cermin bagi tumbuh kembangnya kebudayaan daerah kabupaten Gresik. Tumbuh lestari tradisi petik laut menjadi warna warni kekayaan negri kita tercinta Indonesia.
Penulis: Zuhdi Swt