SastraNusa – Dalam bayang-bayang senja yang memerah, suara gamelan khas Madura menggema. Para penari dengan gerakan gemulai mulai menari di atas panggung sederhana.
Mereka melakukan Tarian Moang Sangkal, yakni tarian tradisional dari pulau Madura, yang menampilkan pesona yang tak biasa. Namun, di balik gerakan indah ini, ada tanda tanya besar yang sering muncul di benak para penikmatnya.
Pertanyaan itu meliputi, apakah tarian ini sekadar pertunjukan seni atau sebenarnya menyimpan fungsi spiritual sebagai permohonan keselamatan?
Di masa lalu, Tari Moang Sangkal dikenal sebagai tarian ritual. Masyarakat Madura tempo itu mempercayai bahwa tarian ini memiliki kekuatan magis untuk mengusir bala, menghindarkan dari bencana, dan membawa keselamatan.
Para penari, yang biasanya terdiri dari perempuan muda, mengenakan busana tradisional dan menari dengan gerakan lembut, mencerminkan harmoni antara manusia dan alam.
Ritual ini dipercaya sebagai permohonan berkah keselamatan bagi masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu, fungsi Tari Moang Sangkal mulai dipertanyakan.
Dengan modernisasi yang merambah ke seluruh aspek kehidupan masyarakat, tarian ini mulai bergeser menjadi sekadar tontonan.
Kamu mungkin sering melihat tari ini sering dipentaskan dalam acara-acara budaya, festival, atau bahkan di panggung-panggung hiburan.
Tetapi, apakah masih ada yang memaknainya sebagai permohonan keselamatan, atau apakah ini hanya sekadar hiburan semata?
Tari Moang Sangkal, Dari Ritual Sakral Menjadi Hiburan Publik?
Kamu mungkin bertanya-tanya, mengapa fungsi Tari Moang Sangkal ini berubah? Salah satu alasan utama adalah modernisasi. Masyarakat modern cenderung melihat segala sesuatu dari perspektif rasional.
Artinya, kepercayaan terhadap kekuatan mistis atau spiritualitas dalam sebuah tarian mulai memudar, digantikan oleh pemahaman bahwa tarian hanyalah sebuah ekspresi seni yang indah.
inilah yang menyebabkan Tari Moang Sangkal lebih sering tampil sebagai pertunjukan seni daripada sebagai ritual permohonan keselamatan.
Namun tidak diketahui, ada sebagian masyarakat Madura yang masih mempertahankan keyakinan bahwa Tari Moang Sangkal memiliki nilai spiritual yang mendalam.
Mereka percaya bahwa tarian ini adalah warisan leluhur yang tidak boleh direduksi menjadi sekadar hiburan.
Bagi mereka, setiap gerakan dan alunan musik dalam tarian ini adalah sebuah doa yang dipanjatkan kepada Yang Maha Kuasa, memohon perlindungan dari mara bahaya.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa tokoh budaya Madura, Tari Moang Sangkal pada dasarnya adalah bagian dari ritual adat yang sakral.
Setiap gerakan dalam tarian ini memiliki makna simbolis yang kuat. Misalnya, gerakan tangan yang menggulung ke atas dan ke bawah melambangkan proses memohon dan menerima berkah dari alam semesta.
Di beberapa desa, tarian ini bahkan masih dilakukan dalam upacara adat seperti ruwatan atau upacara penolak bala.
Jadi, meskipun modernisasi terus menggempur, bagi sebagian kalangan, Tari Moang Sangkal tetap dipandang sebagai permohonan spiritual.
Nilai-nilai Spiritual dalam Tari Moang Sangkal
Tari Moang Sangkal tidak hanya dikenal dengan keindahan gerakannya, tetapi juga dengan nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.
Kamu mungkin bertanya-tanya, nilai apa saja yang masih bertahan dalam tarian ini?
Pertama, Tari Moang Sangkal mengajarkan tentang hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Dalam kepercayaan masyarakat Madura, manusia harus hidup sejalan dengan alam agar terhindar dari bencana.
Tarian ini adalah wujud simbolis dari kepercayaan tersebut. Setiap gerakan dalam tari ini menggambarkan keharmonisan yang diinginkan antara manusia dan alam sekitar.
Kedua, tarian ini mengajarkan kerendahan hati. Sebagai sebuah tarian yang bertujuan untuk memohon keselamatan, Tari Moang Sangkal mengajarkan bahwa manusia tidak memiliki kuasa mutlak atas hidupnya.
Dalam setiap gerakan lembutnya, tersirat sebuah pesan bahwa manusia harus selalu memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk dijauhkan dari marabahaya.
Ini adalah pelajaran moral yang masih relevan hingga kini, terutama di tengah-tengah kehidupan modern yang serba cepat dan terkadang membuat kita lupa akan makna spiritual.
Terakhir, tarian ini juga mengandung nilai kebersamaan. Tari Moang Sangkal biasanya dipentaskan oleh beberapa orang penari yang bergerak selaras dengan alunan musik.
Ini melambangkan pentingnya gotong royong dan kebersamaan dalam menghadapi cobaan hidup.
Pesan kebersamaan ini adalah warisan budaya Madura yang sangat penting untuk dijaga di era modern, di mana individualisme sering kali mengalahkan rasa solidaritas.
Kegamangan Identitas, Bagimana Tari Moang Sangkal di Persimpangan Zaman ini?
Di era modern ini, Tari Moang Sangkal seolah berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, ada dorongan kuat untuk melestarikan tarian ini sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dijaga.
Di sisi lain, modernisasi dan komersialisasi budaya membuat tarian ini semakin terpinggirkan sebagai sekadar atraksi turis atau tontonan di festival-festival. Maka, fungsi spiritualnya pun perlahan mulai terabaikan.
Ada kekhawatiran dari para budayawan bahwa jika tarian ini terus dipertontonkan hanya sebagai hiburan, makna spiritual yang terkandung di dalamnya akan hilang.
Tari Moang Sangkal bisa saja berubah menjadi sekadar simbol tanpa esensi, sebuah pertunjukan tanpa jiwa.
Bagi kamu yang mencintai budaya tradisional, ini adalah masalah serius yang harus segera dicarikan solusinya.
Namun, tidak semua pandangan bersifat pesimis. Beberapa seniman muda di Madura mulai mencoba mengembalikan nilai-nilai asli Tari Moang Sangkal.
Mereka menyadari bahwa modernisasi tidak bisa dihindari, tetapi tetap berusaha mempertahankan esensi spiritual dan nilai-nilai luhur yang ada dalam tarian ini.
Di tangan para seniman ini, Tari Moang Sangkal mungkin akan menemukan keseimbangan baru antara fungsi spiritual dan hiburan.