SastraNusa – Tarian Sufi, dikenal juga sebagai “Whirling Dervishes” atau “Tarian Dervish Berputar,” memiliki asal-usul yang mendalam dalam sejarah dan tradisi Islam.
Berakar sejak zaman Dinasti Seljuk (sekitar abad ke-11 hingga ke-13), tarian ini telah berkembang menjadi bagian integral dari praktik keagamaan dan budaya dalam Islam klasik.
Awalnya, tarian Sufi merupakan cara untuk mengekspresikan kecintaan dan kerinduan kepada Tuhan, terutama di kalangan kaum Sufi, yang dikenal karena pencarian spiritual dan mistik mereka.
Seiring berjalannya waktu, tarian ini turut berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah, terutama selama era Kekaisaran Ottoman. Dalam konteks praktik tarian Sufi, penting untuk menyebut salah satu tokoh yang sangat berpengaruh, yakni Jalaluddin Rumi.
Seorang penyair dan filsuf Persia yang hidup pada abad ke-13, karya-karya Rumi sangat mempengaruhi pengembangan gerak dan esensi spiritual dari tarian ini. Puisi-puisinya sering kali diiringi dengan musik dan tarian sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, sebuah praktik yang terus berlanjut hingga saat ini.
Peran tarian Sufi dalam praktik keagamaan bukan hanya sebagai bentuk seni, tetapi juga sebagai ritual spiritual yang mendalam. Para penari, atau dervish, berputar secara konsisten di tempat sebagai simbol dari rotasi planet yang mengitari matahari.
Mencerminkan keharmonisan alam semesta dan hubungan harmonis manusia dengan pencipta-Nya. Setiap gerakan dan putaran dalam tarian ini dipercayai memiliki makna simbolis yang kuat, membawa penari dan penonton pada refleksi spiritual yang mendalam.
Dalam perkembangan zaman modern, tarian Sufi tetap mempertahankan relevansi dan esensinya. Lebih dari sekadar tontonan, tarian ini menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Dan dalam hubungan tradisi dengan kontemporer, memberikan pengaruh yang terus berlanjut dalam berbagai aspek kehidupan spiritual dan budaya umat Islam di seluruh dunia.
Makna dan Filosofi Tarian Sufi
Tarian Sufi, yang juga dikenal sebagai sema, adalah bentuk ekspresi spiritual yang mendalam dalam dunia sufi. Setiap gerakan dalam tarian ini sarat dengan makna filosofis yang mencerminkan konsep-konsep spiritual yang esensial seperti keharmonisan, keesaan, dan penyatuan dengan Tuhan.
Gerakan-gerakan tersebut bukanlah sekadar tarian biasa, melainkan sebuah ritual yang mendalam yang mengajak para pesertanya mencapai keintiman dengan Sang Pencipta.
Salah satu simbolisme utama dalam tarian Sufi adalah putaran tubuh penari. Putaran ini melambangkan perjalanan spiritual menuju Tuhan, langkah demi langkah meninggalkan dunia materi untuk mencapai pencerahan spiritual.
Dalam setiap rotasi, penari seakan-akan berjuang untuk mendekatkan diri dengan kehadiran Ilahi, sembari mengatasi batasan-batasan ego dan materialitas.
Ini adalah representasi visual dari konsep “tauhid”, atau keesaan Tuhan, di mana segala sesuatu di alam semesta ini berputar di sekitar satu pusat tunggal, yakni Tuhan.
Filosofi yang mendasari gerakan berputar ini juga berkaitan dengan pencarian kedamaian batin. Dengan memusatkan seluruh perhatian pada gerakan yang terus berulang, penari berada dalam keadaan meditatif yang mendalam.
Pemusatan pikiran pada gerakan ini berfungsi untuk mengusir gangguan eksternal dan memungkinkan penghayatan spiritual yang lebih dalam. Dalam momen-momen putaran ini, ego individu mulai memudar dan digantikan oleh kesadaran yang lebih tinggi serta perasaan keterhubungan dengan alam semesta.
Tarian Sufi juga menjadi medium untuk mencapai keadaan ekstase spiritual, di mana penari mengalami pemadaman ego dan merasakan kedekatan langsung dengan Tuhan.
Melalui tarian ini, diharapkan para praktisi dapat memperoleh pandangan bahwa hidup sebenarnya adalah sebuah tarian spiritual yang penuh makna dan penyatuan dengan Tuhan.
Proses ini bukan hanya merupakan bentuk ibadah, melainkan juga perjalanan menuju pemurnian diri dan pencapaian kebahagiaan sejati.
Pengalaman Pribadi dan Pandangan Religius dalam Tarian Sufi
Tarian Sufi bukan hanya sekadar rangkaian gerakan tetapi juga merupakan pengalaman transformatif yang mendalam bagi mereka yang berpartisipasi atau hanya menyaksikannya.
Banyak individu melaporkan bahwa melalui tarian Sufi, mereka merasakan kedamaian batin dan kedekatan yang tak terduga dengan Yang Maha Kuasa.
Seorang peserta tarian Sufi, menyatakan bahwa setiap kali ia memutar tubuhnya dalam tarian, ia merasa terhubung dengan alam semesta dan segala ciptaan.