Misteri Tidur Sore di Ujung Senja, Benar Bikin Linglung?

Fauzi
By Fauzi
4 Min Read
sleep, sleeping, asleep
Misteri Tidur Sore di Ujung Senja, Benar Bikin Linglung? (Ilustrasi)
- Advertisement -

SastraNusa – Istirahat sejenak saat matahari mulai condong ke barat terasa menggiurkan. Namun, ada satu kepercayaan lama yang menghalangi langkah, yaitu mitos tentang tidur sore menjelang magrib.

Menurut kepercayaan yang tersebar luas, siapa pun yang tertidur saat waktu ini tiba, terutama di kala senja, dipercaya akan terbangun dalam keadaan linglung, bingung, atau bahkan gelisah.

Mitos ini telah menyebar dari generasi ke generasi, dipelihara oleh cerita yang berakar pada budaya masyarakat.

Walaupun tak semua orang percaya sepenuhnya, mitos tersebut masih hidup dan dipertimbangkan sebagai sebuah larangan.

- Advertisement -

Banyak yang enggan mengambil risiko meski terdengar seperti cerita lama tanpa landasan ilmiah.

Apa yang Terjadi Ketika Tidur di Waktu Magrib?

Seiring berkembangnya penelitian di bidang kesehatan, tidur sore menjelang magrib masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji.

Tidur pada jam tersebut bisa mengganggu ritme tidur alami, yang dikenal dengan istilah circadian rhythm.

Ritme ini merupakan mekanisme alami tubuh dalam mengatur pola tidur dan bangun.

Ketika terganggu, tubuh bisa merespons dengan rasa linglung, yang dalam dunia medis disebut sleep inertia atau kondisi lesu dan bingung setelah bangun tidur.

- Advertisement -

Namun, faktor ini bukanlah efek mistis, melainkan reaksi tubuh terhadap pola tidur yang tidak sesuai.

Tidur di waktu magrib seringkali singkat dan tidak mencapai tahap tidur dalam (REM), sehingga tubuh sulit menyesuaikan diri saat terbangun.

Oleh karena itu, efek bingung atau lemas sebenarnya lebih dipengaruhi oleh faktor biologis ketimbang hal gaib.

- Advertisement -

Pandangan Spiritual Tentang Tidur di Waktu Magrib

Budaya dan keyakinan masyarakat di berbagai daerah memiliki pandangan khusus tentang tidur menjelang magrib.

Dalam konteks spiritual, waktu ini dianggap sebagai saat yang suci, ketika alam berada dalam transisi dari terang ke gelap.

Beberapa orang percaya bahwa energi negatif atau makhluk halus berkeliaran saat senja, sehingga tidur di waktu ini bisa mengundang efek buruk.

Kepercayaan ini bukan sekadar isapan jempol. Ada nilai-nilai yang ditanamkan oleh para leluhur sebagai cara untuk menjaga keharmonisan hidup.

Mereka beranggapan bahwa tidur di waktu magrib berarti melewatkan kesempatan berdoa atau menghabiskan waktu bersama keluarga.

Jadi, mitos ini juga mengajarkan nilai kedisiplinan dan penghargaan terhadap waktu.

Perspektif Medis Soal Linglung Akibat Tidur Singkat

Secara medis, tidur sebentar di waktu sore bisa menyebabkan kondisi setengah sadar saat terbangun.

Tidur singkat di sore hari menjelang malam biasanya tidak cukup panjang untuk mencapai tidur nyenyak, sehingga tubuh terbangun dalam keadaan yang tidak sepenuhnya segar.

Keadaan ini disebabkan oleh aktivitas otak yang belum sepenuhnya kembali ke kondisi sadar.

Tidur sore terlalu lama dapat mengganggu tidur malam, menyebabkan seseorang sulit tidur di jam normal dan berujung pada kelelahan keesokan harinya.

Dari perspektif ini, tidur menjelang magrib bukan hanya soal mitos, tetapi berkaitan dengan efek tidur yang tidak terstruktur.

Mitos, Biologi, atau Disiplin Diri?

Pada akhirnya, mitos tentang tidur menjelang magrib adalah gabungan dari kepercayaan tradisional, pandangan spiritual, serta reaksi biologis tubuh.

Banyak yang masih percaya dan menghormati larangan ini sebagai cara untuk menjalankan kehidupan yang lebih teratur dan seimbang.

Bagi sebagian orang, tidur sore adalah pilihan yang harus dihindari agar hari tidak berakhir dalam keadaan linglung.

Walaupun begitu, setiap individu punya hak untuk memilih. Mitos ini boleh diabaikan jika tidak sesuai dengan keyakinan pribadi.

Terpenting adalah memahami alasan di balik mitos tersebut dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan tidur dengan aturan yang diwariskan leluhur.(*)

- Advertisement -
Share This Article