SastraNusa– Acara padang mbulanan yang di adakan oleh teater Ndrinding SMA Hidayatus Salam Lowayu kecamatan Dukun Kabupaten Gresik merupakan acara rutin tiap satu bulan sekali, sejak berdirinya sanggar teater Ndrinding pada tahun 2005 sampai sekarang masih eksis menjalankan acara tersebut.
Rangkaian kegiatan acara padang rembulan tiap bulannya selalu berbeda-beda konsep dan suguhan pertunjukannya.
Pada padang mbulanan yang ke-105 kali ini sangat berbeda dengan bulan-bulan kemarin, dibuka dengan tabuhan gendingan jawa serta lantunan syair-syair pujian mengawali acara padang mbulanan kali ini.
Pada kesempatan yang sama hadir pula tokoh teater dari Lamongan, mas Pandu biasanya akrab dipanggil, beliau melantunkan beberapa puisi tentang kemerdekaan lalu disusul pembacaan puisi oleh mas Munces dari teater Roda Unisda.
Pembacaan puisi yang berjudul Matmata Luka Sengkon karta karya peri sandi, dibacakan dengan penuh penjiwaan serta semangat berapi-api.
Perjalanan padang Rembulan teater ndrinding ini memang sangat fenomenal, mengapa demikian?
Karena pada perjalanan kekaryaan serta menjadi tuan rumah dibutuhkan energi serta kekuatan berorganisasi dengan baik, juga dibutuhkan ketahanan yang sangat prima dalam menjalankan kegiatan setiap bulannya.
Ratusan penonton bahkan pernah juga ribuan penonton memadati area kegiatan padang Rembulan ini, tercatat dalam daftar hadir audien pernah mencapai angka 1000 orang, ini menandakan bahwa animo serta antusiasme penonton dalam seni pertunjukan bisa dibilang sangat tinggi.
Setiap generasi tentunya berbeda-beda pula tingkat kehadiran serta antusiasme para pelaku maupun penonton yang ingin melihat acara padang mbulanan.
Kehadiran penyaji pertunjukan memiliki daya tarik yang berbeda-beda pula, karna setiap komunitas yang pernah hadir punya daya jangkau serta magnet yang berbeda pula dalam menghadirkan penonton.
Peran penting dari konsep laboratorium sikap dalam teater membawa dampak yang sangat signifikan, kekuatan mental serta daya tahan menjaga keselarasan antara anggota dengan alumni antara penyaji dengan penonton, pembina dengan pihak sekolah.
Siswa dengan wali murid merupakan komponen penting yang terus diselaraskan irama serta ritme dalam menjalaninya.
Refleksi kemerdekaan menjadi tema dalam peristiwa padang mbulanan ke-105, diulas oleh Bapak Arif gotang selaku pendiri teater ndrinding ditemani oleh Bapak Zuhri Amin selalu pembina teater ndrinding, acara pada malam itu berjalan dengan khidmat.
Pihak Dewan Guru serta jajaran pimpinan tampak hadir pada malam itu untuk menyaksikan serta memberikan dukungan pada siswa-siswi dslam melaksanakan acara padang Rembulan, meneladani sebuah peristiwa merupakan hakikat dari sebuah syukur untuk dijalani.
Kemudian, tumbuh kembangnya sebuah komunitas teater tidak lepas dari peran aktif para pelaku seni di wilayah tersebut, untuk tumbuh dibutuhkan kelahiran, untuk berkembang dibutuhkan kesetiaan serta istiqomah dalam merawat serta menjalaninya dengan tulus.
“Gelar hanyalah selembar kertas, pendidikan sesungguhnya terlihat dalam perilakunya”.ujar Bapak Arif gotang dalam memaknai refleksi kemerdekaan ini.
“Adab diatas ilmu, akhlaq perlu di dasari ilmu, ajine wong aji iku iso ngajeni “, kata pamungkas untuk menutup acara pada malam padang mbulanan teater ndrinding.(*)