Makna Tersembunyi Tradisi Tajhin Sappar Madura yang Sarat Banyak Makna

Moh. Imam Baidowi By Moh. Imam Baidowi - Moh. Imam Baidowi
5 Min Read
a bowl of soup with a green leaf on top
Makna Tersembunyi Tradisi Tajhin Sappar Madura yang Sarat Banyak Makna (Ilustrasi)
- Advertisement -

SastraNusa – Pulau Madura dikenal dengan tradisi yang unik dan penuh warna, salah satunya adalah tradisi tajhin sappar. 

Tradisi ini tidak sekadar ritual, melainkan sebuah simbol yang penuh makna dan filosofi mendalam.

Tajhin sappar menyimpan nilai-nilai kebersamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai cerminan kearifan lokal masyarakat Madura.

Mengenal Tradisi Tajhin Sappar di Madura

Tajhin sappar adalah tradisi unik yang dilaksanakan setiap bulan Safar, bulan kedua dalam kalender Hijriah. Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar, yang dikenal dengan Rabu Wekasan. 

- Advertisement -

Pada hari tersebut, masyarakat Madura menyajikan tajhin sappar, atau bubur Safar, sebagai bagian dari ritual yang diyakini membawa berkah dan keselamatan.

Bubur yang disajikan dalam tradisi ini memiliki ciri khas tersendiri. Bahan-bahan yang digunakan sederhana, terdiri dari beras, santan, dan beberapa bumbu yang menambah cita rasa. 

Penyajiannya biasanya dilengkapi dengan telur, kacang, atau bahan lainnya, yang memberikan variasi warna dan rasa. Bagi masyarakat Madura, tajhin sappar bukan sekadar makanan, tetapi lambang kebersamaan yang selalu terjaga.

Makna Dibalik Tradisi Tajhin Sappar

Di balik tradisi tajhin sappar tersimpan keyakinan kuat tentang pentingnya berdoa dan berserah diri kepada Tuhan.

Masyarakat Madura meyakini bahwa bulan Safar adalah bulan yang penuh tantangan dan ujian, sehingga diperlukan persiapan batin untuk menghadapinya.

- Advertisement -

Penyajian tajhin sappar menjadi simbol rasa syukur sekaligus permohonan perlindungan dari hal-hal yang buruk.

Tradisi ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi masyarakat, di mana setiap orang berkumpul untuk menikmati tajhin sappar bersama-sama. 

Dalam kebersamaan ini, muncul rasa persaudaraan dan kepedulian antarwarga. Melalui tradisi ini, masyarakat diajak untuk saling mengingatkan akan pentingnya kebersamaan dan saling peduli satu sama lain.

- Advertisement -

Makna Filosofis Tradisi Tajhin Sappar Madura

Secara filosofis, tradisi tajhin sappar mengandung ajaran tentang keseimbangan hidup. Bubur yang lembut melambangkan ketenangan jiwa, sementara bumbu-bumbu yang pedas dan gurih mencerminkan dinamika kehidupan yang penuh warna. 

Tradisi ini mengajarkan bahwa dalam kehidupan, manusia akan menghadapi berbagai rasa dan pengalaman yang berbeda, dan semuanya harus diterima dengan hati yang lapang.

Selain itu, tajhin sappar mengajarkan tentang pentingnya rasa syukur. Bubur yang disajikan dengan bahan-bahan sederhana mengingatkan masyarakat akan kehidupan yang apa adanya, tanpa perlu berlebihan.

Filosofi ini mendorong masyarakat untuk selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan, sekecil apa pun itu. Syukur inilah yang diyakini membawa keberkahan dalam hidup.

Pelajaran Berharga dari Tradisi Tajhin Sappar Madura

Tradisi tajhin sappar memberikan pelajaran tentang kebersamaan dan kepedulian. Saat tajhin sappar disajikan, masyarakat berkumpul tanpa memandang status sosial atau latar belakang. 

Hal ini menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai, serta mempererat tali persaudaraan. Nilai-nilai ini menjadi modal penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan penuh toleransi.

Tradisi ini juga mengajarkan tentang ketenangan dalam menghadapi ujian hidup. Bulan Safar yang dipercaya penuh tantangan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keteguhan hati. 

Melalui tajhin sappar, masyarakat diajak untuk berserah diri, dengan keyakinan bahwa setiap ujian akan berlalu jika dihadapi dengan hati yang ikhlas.

Pesan ini penting untuk diterapkan, khususnya dalam menghadapi dinamika kehidupan yang sering kali tidak mudah.

Relevansi Tradisi Tajhin Sappar dalam Kehidupan Modern

Meski zaman terus berkembang, tradisi tajhin sappar tetap relevan untuk diterapkan dalam kehidupan modern.

Nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, dan ketenangan batin yang diajarkan tradisi ini sangat dibutuhkan di tengah gaya hidup yang cenderung individualistis. Masyarakat modern dapat mengambil inspirasi dari tradisi ini untuk menjaga keseimbangan hidup.

Bubur tajhin sappar menjadi pengingat untuk tidak melupakan akar budaya dan kearifan lokal yang mengajarkan kesederhanaan.

Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh kompetisi, tradisi ini menjadi jembatan untuk tetap terhubung dengan nilai-nilai spiritual yang membawa kedamaian. 

Tajhin sappar adalah warisan yang patut dipertahankan dan dilestarikan, sebagai cermin dari identitas dan kearifan lokal masyarakat Madura.

Warisan Budaya yang Sarat Akan Nilai Kehidupan

Tajhin sappar bukan sekadar tradisi yang dilakukan setiap bulan Safar. Di dalamnya terkandung nilai-nilai kehidupan yang mengajarkan manusia tentang kebersamaan, rasa syukur, dan ketenangan dalam menghadapi ujian. 

Tradisi ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat Madura yang telah diwariskan secara turun-temurun dan tetap relevan hingga kini.

Pelajaran yang terkandung dalam tradisi ini mengingatkan bahwa kehidupan yang sejati adalah kehidupan yang penuh rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama. 

Tajhin sappar menjadi simbol dari sikap hidup yang sederhana, namun sarat makna, yang dapat menjadi inspirasi dalam menjalani kehidupan.

Warisan ini bukan hanya milik masyarakat Madura, tetapi merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dijaga.

- Advertisement -
Share This Article