Gunung Penanggungan,Daya Tarik Wisata bagi Pendaki Pemula

Ahmad Masrufi By Ahmad Masrufi
6 Min Read
defile, moutains, gorge
Gunung Penanggungan,Daya Tarik Wisata bagi Pendaki Pemula (Ilustrasi)
- Advertisement -

SastraNusa – Gunung Penanggungan, yang memiliki ketinggian 1.653 meter di atas permukaan laut, adalah salah satu gunung kecil yang menarik perhatian bagi para pendaki, khususnya pemula.

Terletak strategis di antara Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto di Jawa Timur, gunung ini bukan hanya menjadi objek pendakian, tetapi juga menyimpan sejarah budaya dan keindahan alam yang luar biasa.

Dengan akses yang relatif mudah, Gunung Penanggungan menjadi pilihan sempurna bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman mendaki tanpa harus menghadapi tantangan yang terlalu berat.

Karakteristik geografis Gunung Penanggungan sangat menarik. Terdiri dari jajaran pegunungan vulkanik, gunung ini dikelilingi oleh pemandangan alam yang memukau.

Di sekelilingnya terdapat berbagai jenis vegetasi, mulai dari hutan tropis hingga padang rumput, yang menambah keindahan lanskap. Selain itu, keberadaan flora dan fauna yang unik di kawasan ini juga menjadi daya tarik tersendiri.

Pendaki dapat menemukan berbagai spesies tanaman yang hanya tumbuh di daerah pegunungan serta satwa liar yang jarang dijumpai di tempat lain.

Keindahan alam Gunung Penanggungan juga mencakup pemandangan dari puncaknya. Setelah menempuh perjalanan pendakian yang tidak terlalu sulit, pendaki akan disuguhi hamparan panorama alam yang menakjubkan.

Dari puncak, terlihat landscape alam yang meliputi gunung-gunung lain di sekitarnya serta area pemukiman yang hijau. Pemandangan ini menjadi magnet bagi para pendaki pemula yang ingin merasakan pengalaman alam yang memukau.

Dengan segala keindahan dan karakteristik yang dimiliki, Gunung Penanggungan layak untuk dijelajahi dan dinikmati oleh semua kalangan pecinta alam, khususnya mereka yang baru memulai hobi mendaki.

Sejarah dan Mitos Keramat

Gunung Penanggungan tidak hanya dikenal karena panorama alamnya yang indah, tetapi juga dipandang sebagai gunung suci oleh masyarakat Jawa, terutama pada masa Hindu-Buddha.

Dalam kitab kuno Tantu Panggelaran, yang ditulis pada tahun Saka 1557 atau sekitar 1635 Masehi, Gunung Penanggungan dianggap sebagai jelmaan dari puncak Gunung Mahameru yang dipindahkan ke Pulau Jawa oleh para dewa.

Menurut mitos ini, Pulau Jawa yang dahulu kala tidak stabil dikisahkan berguncang akibat diterpa ombak lautan. Para dewa pun memutuskan untuk menancapkan puncak Mahameru di pulau ini guna menstabilkan tanah Jawa.

Puncak Mahameru yang kemudian dikenal sebagai Pawitra, atau Gunung Penanggungan, dianggap memiliki kekuatan spiritual.

Masyarakat Jawa pada zaman Hindu-Buddha memandang gunung ini sebagai tempat keramat, dan banyak situs-situs peninggalan budaya yang dibuat sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan dewa-dewa yang diyakini bersemayam di gunung ini.

Warisan Budaya Hindu-Buddha di Gunung Penanggungan
Gunung Penanggungan bukan sekadar gunung berapi, tetapi juga museum alam yang dipenuhi situs purbakala. Mulai dari kaki gunung hingga hampir ke puncak, terdapat sekitar 80 situs arkeologi yang mencakup candi, petirtaan, dan punden berundak.

Situs-situs ini merupakan peninggalan dari masa Hindu-Buddha di Indonesia, terutama pada masa kerajaan Majapahit. Beberapa candi terkenal yang ditemukan di gunung ini antara lain Candi Kendalisodo, Candi Bayi, dan Candi Gentong.

Keberadaan situs-situs ini menunjukkan betapa pentingnya Gunung Penanggungan bagi kehidupan spiritual dan religius masyarakat pada masa lampau.

Situs-situs ini diduga digunakan untuk upacara keagamaan dan meditasi oleh kaum biksu dan resi yang datang ke gunung ini untuk menyucikan diri.

Penataan candi dan petirtaan yang tersebar di lereng gunung mencerminkan konsep kosmologi Hindu-Buddha, di mana perjalanan menuju puncak gunung dianggap sebagai simbol perjalanan menuju kesucian

Daya Tarik Wisata dan Tantangan Konservasi

Gunung Penanggungan, yang terletak di Jawa Timur, Indonesia, menjadi salah satu destinasi menarik bagi para pendaki pemula.

Keindahan alam yang ditawarkannya, mulai dari pemandangan hutan tropis yang rimbun hingga bentang alam pegunungan yang memukau, menjadikan Gunung ini sebagai pilihan tepat untuk mereka yang ingin merasakan pengalaman mendaki.

Rute pendakian di Gunung Penanggungan terkenal tidak terlalu sulit, sehingga cocok untuk pendaki pemula yang ingin mencoba tantangan baru tanpa harus menghadapi rintangan yang terlalu berat.

Selain keindahan alamnya, Gunung Penanggungan juga kaya akan nilai sejarah dan budaya. Terdapat situs-situs purbakala, seperti candi-candi kuno yang tersebar di sekitar kawasan ini, memberikan nuansa budaya yang kental bagi para pengunjung.

Keberadaan situs-situs tersebut menunjukkan betapa pentingnya kawasan ini di masa lalu, baik dari segi kebudayaan maupun spiritualitas masyarakat yang pernah mendiami daerah tersebut.

Meskipun memiliki daya tarik wisata yang tinggi, Gunung Penanggungan menghadapi berbagai tantangan dalam hal konservasi.

Meningkatnya jumlah pendaki dan wisatawan, terutama selama musim liburan, dapat menyebabkan kerusakan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Penebangan liar, sampah yang ditinggalkan, dan pencemaran dapat merusak ekosistem yang ada.

Oleh karena itu, dibutuhkan upaya serius untuk memelihara keberlanjutan ekosistem dan menjaga keindahan alam yang menjadi daya tarik utama destinasi ini.

Melalui pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, penting untuk menciptakan keseimbangan antara aktivitas wisata dan pelestarian lingkungan.

Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan kebijakan pengelolaan pengunjung yang lebih ketat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dan wisatawan mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat, potensi Gunung Penanggungan sebagai destinasi wisata bisa dimanfaatkan secara optimal tanpa mengabaikan aspek konservasi yang esensial.(*)

- Advertisement -
Share This Article