Bincang Tak Serius, Diskusi Sastra dan Masa Depan Kesenian di Pantura

Zuhdi Swt
6 Min Read
Bincang Tak Serius, Diskusi Sastra dan Masa Depan Kesenian di Pantura (Ilustrasi)
Bincang Tak Serius, Diskusi Sastra dan Masa Depan Kesenian di Pantura (Ilustrasi)
- Advertisement -

SastraNusa – Setiap bulan, di sebuah tempat yang sederhana namun sarat makna Warkop Joko cingkir Kemantren, sekelompok orang yang tergabung dalam wadah Rumah Budaya Pantura dengan kecintaan yang mendalam terhadap dunia seni dan sastra berkumpul.

Mereka tidak hanya duduk dan berbicara tentang seni, tetapi juga merencanakan langkah-langkah untuk menjaga keberlanjutan kesenian di wilayah Pantura, khususnya di Gresik dan Lamongan.

Kegiatan yang dinamakan Bincang Tak Serius ini bukan hanya sebuah diskusi ringan, tetapi lebih dari itu, sebuah ruang untuk mempertemukan pemikir, seniman, dan budayawan dengan tujuan menjaga kesenian agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.

Setiap edisi dari Bincang Tak Serius mengangkat tema-tema yang tidak hanya menarik tetapi juga menantang cara pandang konvensional tentang seni dan budaya.

- Advertisement -

Tema-tema ini seringkali berkisar pada bagaimana dunia seni bisa berkembang seiring dengan perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi.

Tidak jarang, diskusi tersebut juga menyentuh tentang cara menghidupkan kembali tradisi seni yang mulai terlupakan, serta bagaimana seni bisa menjadi alat untuk memperkuat identitas budaya lokal.

Salah satu tema yang cukup sering dibahas dalam pertemuan ini adalah bagaimana seni di Pantura, terutama di Gresik dan Lamongan, bisa beradaptasi dengan zaman modern tanpa kehilangan akar budaya yang telah lama terpatri.

Wilayah Pantura, yang dikenal dengan kekayaan tradisi budaya, seperti seni pertunjukan, sastra, dan kerajinan tangan, memiliki potensi besar untuk menciptakan ruang seni yang tidak hanya menarik bagi masyarakat lokal, tetapi juga bagi generasi muda yang lebih cenderung tertarik dengan budaya pop dan digital.

Pada setiap pertemuan, tokoh-tokoh seni dari Gresik dan Lamongan sering kali menjadi narasumber untuk memberikan wawasan dan pengalaman mereka.

- Advertisement -

Mereka berbagi cerita tentang perjuangan mereka dalam menjaga eksistensi seni tradisional di tengah derasnya arus globalisasi.

Salah satu tokoh yang menggagas kegiatan ini adalah Deni Jazuli, seorang pemikir sekaligus Seniman Pantura yang selalu menemukan ide-ide brilian dalam mengolah sebuah kegiatan di Pantura.

Pada diskusi bulan Januari ini, menghadirkan narasumber yang bernama Syahidul Haq Chotib beliau adalah seorang seniman lukis yang telah menciptakan berbagai karya yang mengangkat tema-tema lokal, serta seorang penulis yang memfokuskan dirinya pada pengembangan sastra berbasis kearifan lokal.

- Advertisement -

Tidak hanya itu, para seniman juga mengajak generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai seni tradisional yang ada di sekitar mereka.

Banyak di antara mereka yang mulai menggali kembali seni tradisional, seperti tari, musik, dan puisi, untuk kemudian dipresentasikan dalam bentuk yang lebih relevan dengan zaman sekarang.

Hal ini dilakukan agar seni tradisional tidak tergerus oleh perkembangan zaman yang semakin modern dan cenderung mengarah pada budaya asing.

Penting untuk dicatat bahwa, meskipun kegiatan ini bersifat santai dan tidak terkesan formal, Bincang Tak Serius memiliki dampak yang sangat besar dalam memperkenalkan kembali kesenian lokal kepada masyarakat luas.

Dengan pendekatan yang lebih akrab dan hangat, acara ini berhasil menarik perhatian banyak kalangan, mulai dari anak muda hingga orang tua.

Mereka tidak hanya datang untuk mendengarkan, tetapi juga untuk berdiskusi dan berbagi ide tentang masa depan seni di Pantura.

Salah satu hal yang membuat Bincang Tak Serius begitu menarik adalah keterlibatan aktif dari berbagai kalangan masyarakat.

Tidak jarang, pembicara dan peserta diskusi berasal dari latar belakang yang sangat berbeda, tetapi semuanya memiliki kecintaan yang sama terhadap seni dan budaya.

Diskusi ini menjadi sarana bagi mereka untuk saling bertukar pikiran tentang bagaimana cara menghadapi tantangan yang ada di dunia seni, seperti kurangnya perhatian terhadap seni lokal dan kurangnya dukungan dari pemerintah atau masyarakat terhadap perkembangan seni.

Dari kegiatan ini, banyak muncul ide-ide kreatif untuk memajukan kesenian Pantura.

Beberapa di antaranya termasuk rencana untuk membuat festival seni tahunan yang mengangkat tema-tema lokal, pameran seni yang melibatkan seniman muda, dan bahkan proyek kolaboratif antara seniman tradisional dan seniman kontemporer.

Semua ini bertujuan untuk memperkenalkan kesenian Pantura kepada dunia luar, serta menjaga agar warisan budaya lokal tetap hidup dan berkembang di tengah modernisasi.

Selain itu, Bincang Tak Serius juga memberikan ruang bagi para peserta untuk menggali potensi diri mereka sebagai seniman atau budayawan.

Melalui diskusi ini, banyak yang merasa terinspirasi untuk mulai berkarya atau mengembangkan karya mereka.

Beberapa dari mereka bahkan memulai proyek-proyek seni yang sebelumnya tidak pernah mereka pikirkan.

Diskusi ini menjadi tempat untuk saling mendukung dan memberi semangat bagi siapa saja yang ingin terlibat dalam dunia seni.

Sebagai penutup, kegiatan Bincang Tak Serius ini menunjukkan bahwa seni dan budaya bukanlah sesuatu yang harus dipandang serius atau kaku, tetapi bisa menjadi ruang yang menyenangkan dan inspiratif.

Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk terlibat dalam percakapan tentang masa depan kesenian di Pantura, serta bagaimana cara kita semua bisa berkontribusi untuk melestarikan dan mengembangkan seni lokal.

Dengan semangat kolaborasi dan kebersamaan, masa depan kesenian di wilayah Pantura bisa menjadi lebih cerah dan penuh warna.

Inilah salah satu contoh bagaimana seni dan budaya di Pantura dapat berkembang dengan cara yang menyenangkan, kreatif, dan penuh makna. Bincang Tak Serius bukan hanya sebuah acara diskusi, tetapi juga sebuah gerakan kecil yang memiliki dampak besar bagi dunia seni dan budaya di daerah ini.

Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, acara ini membuka kesempatan untuk bersama-sama menjaga dan memajukan kesenian lokal agar tetap hidup dan relevan di masa depan.(*)

- Advertisement -
Share This Article