Bermegah-megahan dalam Hajatan Pengantin dan Dampak Kesenjangan Sosial Masyarakat

Ahmad Masrufi
8 Min Read
A large group of people standing around a stage
Bermegah-megahan dalam Hajatan Pengantin dan Dampak Kesenjangan Sosial Masyarakat (Ilustrasi)
- Advertisement -

Di perkotaan, hajatan pernikahan biasanya melibatkan tempat acara, katering, perhiasan, dan layanan fotografi, di mana setiap aspek tersebut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal.

Di sisi lain, di daerah pedesaan, meskipun biaya dapat lebih rendah, dampak ekonomi tetap relevan. Perayaan pernikahan sering kali melibatkan komunitas yang lebih luas, mendorong kerja sama dan kolaborasi antara penduduk.

Misalnya, keluarga mempelai mungkin mempekerjakan penduduk setempat untuk menyediakan makanan, dekorasi, dan hiburan, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.

Dengan demikian, hajatan pernikahan turut berfungsi sebagai ajang bagi penduduk untuk menunjukkan keterampilan dan budaya lokal mereka.

- Advertisement -

Dari perspektif jangka pendek, hajatan pernikahan dapat menggerakkan perekonomian secara instan, menciptakan lapangan kerja dan mendorong transaksi yang signifikan di pasar lokal.

Namun, ada juga efek jangka panjang yang perlu dipertimbangkan. Ketika hajatan pernikahan menjadi bagian dari tradisi dan budaya, dampaknya dapat memperkuat perekonomian dari waktu ke waktu.

Pemilik bisnis yang melayani kebutuhan hajatan pernikahan, misalnya, dapat memperoleh pengalaman berharga yang membangun reputasi mereka dan merangsang pertumbuhan usaha lebih lanjut.

Secara keseluruhan, hajatan pernikahan di Indonesia memberikan kontribusi pada dinamika ekonomi lokal, baik di perkotaan maupun pedesaan. Memahami dampak tersebut adalah langkah penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif di berbagai komunitas.

Solusi untuk Mengatasi Ketimpangan dalam Pesta Pernikahan

Kesenjangan dalam pelaksanaan hajatan pernikahan di Indonesia sering kali berakar pada status sosial dan kondisi ekonomi pasangan yang menggelar perayaan.

- Advertisement -

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan pendidikan, kesadaran sosial, dan kolaborasi komunitas.

Salah satu solusi utama adalah peningkatan pendidikan mengenai pernikahan yang berkelanjutan dan inklusif.

Dengan memahami nilai dan makna sejati dari pernikahan, pasangan dapat merancang acara yang lebih sederhana tetapi tetap bermakna.

- Advertisement -

Selain pendidikan, kesadaran sosial juga berperan penting dalam mengurangi ketimpangan. Masyarakat perlu menyadari bahwa perayaan pernikahan tidak harus selalu megah dan mahal.

Upaya untuk menciptakan norma baru yang mendukung pernikahan sederhana bisa dimulai melalui kampanye lokal yang mengedukasi masyarakat tentang makna kekompakan dan kebersamaan dalam sebuah pernikahan, dibandingkan dengan aspek materialistis. Melibatkan tokoh masyarakat dan influencer lokal dapat memperkuat pesan ini.

Peran komunitas dalam menciptakan upacara pernikahan yang lebih inklusif sangatlah krusial.

Komunitas dapat menginisiasi program berbagi sumber daya, di mana pasangan yang lebih mampu membantu pasangan yang kurang beruntung dalam hal biaya dan penyelenggaraan hajatan.

Contoh konkret seperti kolaborasi dalam penggunaan tempat atau layanan katering dapat menjadi langkah awal yang baik. Rencana aksi seperti ini tidak hanya akan memperkaya pengalaman budaya, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara anggota komunitas.

Dengan menerapkan solusi berbasis pendidikan, kesadaran sosial, dan kolaborasi komunitas, diharapkan hajatan pernikahan di Indonesia dapat lebih inklusif dan berkelanjutan, sehingga menciptakan kesetaraan di antara semua pasangan yang merayakan cinta mereka(*)

Editor : Sholihul Huda

- Advertisement -
Share This Article