SastraNusa – Suara sapu yang bergesekan dengan lantai sering kali terdengar di malam hari. Bagi sebagian orang, aktivitas menyapu malam hari dianggap biasa saja. Namun, bagi masyarakat lain, muncul larangan yang menyebut menyapu di malam hari dapat membuat rezeki seret.
Mitos ini terus mengakar dan diwariskan dari generasi ke generasi. Lantas, apakah larangan ini hanya sebatas tradisi atau ada penjelasan yang lebih mendalam?
Relevansi Larangan Menyapu Rumah di Malam Hari
Larangan menyapu di malam hari telah menjadi bagian dari budaya lisan masyarakat Nusantara. Namun, relevansi mitos ini semakin dipertanyakan seiring berkembangnya zaman.
Pada masa lalu, malam hari identik dengan gelap karena keterbatasan penerangan. Aktivitas menyapu di malam hari berpotensi menimbulkan masalah, seperti hilangnya benda kecil yang berharga. Oleh sebab itu, muncul larangan untuk menghindari risiko tersebut.
Di era modern, keberadaan lampu listrik membuat aktivitas di malam hari menjadi lebih fleksibel. Menyapu pada malam hari kini tidak lagi menjadi masalah karena pencahayaan cukup memadai.
Larangan tersebut mulai bergeser dari sekadar pantangan tradisional menjadi pilihan praktis sesuai kebutuhan.
Mitos atau Fakta: Menyapu di Malam Hari Bikin Seret Rezeki
Kepercayaan bahwa menyapu di malam hari dapat membuat rezeki seret lebih banyak bersandar pada mitos. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung pernyataan tersebut.
Dalam konteks sosial, mitos ini berfungsi untuk mengatur perilaku masyarakat. Pada masa lalu, larangan ini dimaksudkan agar anggota keluarga dapat beristirahat pada malam hari tanpa gangguan.
Namun, kepercayaan ini tetap bertahan di kalangan masyarakat tertentu. Bagi mereka, larangan ini dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap adat dan tradisi.
Meski demikian, semakin banyak pula orang yang mulai melihatnya sebagai kepercayaan yang tidak relevan dengan kenyataan.
Pandangan Islam tentang Menyapu Rumah di Malam Hari
Dalam Islam, tidak ada larangan khusus mengenai menyapu di malam hari. Aktivitas ini tergolong dalam urusan duniawi yang diserahkan kepada kebiasaan dan kebutuhan manusia.
Selama aktivitas tersebut dilakukan dengan niat baik dan tidak menimbulkan mudarat, maka tidak ada hukum yang melarangnya.
Sebaliknya, Islam justru menganjurkan kebersihan dalam setiap aspek kehidupan. Menyapu rumah, baik di pagi, siang, maupun malam hari, adalah bagian dari menjaga kebersihan.
Rasulullah SAW bersabda, “Kebersihan adalah sebagian dari iman.” Dengan demikian, larangan menyapu malam hari lebih cenderung pada adat lokal daripada ajaran agama.
Menyapu di malam hari hanyalah aktivitas biasa yang dibungkus oleh mitos turun-temurun. Larangan ini memiliki akar sejarah yang relevan di masa lalu, tetapi semakin kehilangan konteks di era modern.
Islam sendiri tidak melarang aktivitas ini, selama tujuannya adalah menjaga kebersihan. Tradisi dan mitos sebaiknya dilihat sebagai bagian dari kearifan lokal, namun tidak perlu dianggap sebagai kebenaran mutlak.
