Royalti dalam Dunia Musik, Apakah Masih Relevan di Era Digital?

Zuhdi Swt By Zuhdi Swt
6 Min Read
girl, piano, grand piano
Royalti dalam Dunia Musik, Apakah Masih Relevan di Era Digital? (Ilustrasi)
- Advertisement -

SastraNusa-Membahas tentang Royalti pada perhelatan dunia industri musik, tentunya kita memandang fenomena di era digital yang serba cepat ini, industri musik mengalami transformasi besar-besaran.

Platform streaming, media sosial, dan akses yang mudah ke berbagai genre musik telah mengubah cara kita mendengarkan dan mengkonsumsi musik.

Dalam konteks perubahan ini, pertanyaan yang sering muncul adalah: apakah sistem royalti tradisional masih relevan? Artikel ini akan mengeksplorasi kebutuhan dan dampak royalti dalam industri musik modern, serta implikasinya terhadap artis, label, dan pendengar.

Royalti: Menjaga Keadilan atau Ketinggalan Zaman?

Membahas Royalti, dalam konteks musik, merujuk pada pembayaran yang diterima oleh pencipta lagu, produser, dan artis atas penggunaan karya mereka. Sistem ini dirancang untuk memastikan bahwa mereka yang berkontribusi pada penciptaan musik mendapatkan kompensasi yang adil.

Namun fenomena yang terjadi, di tengah perubahan lanskap digital, pertanyaan tentang keadilan dan relevansi sistem ini semakin mengemuka, hal ini sering di gembor-gemborkan oleh beberapa artis ternama di jagad musik Indonesia maupun dunia.

Relevansi Royalti dalam Era Streaming

Platform streaming seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube telah merevolusi cara kita mengakses musik. Keuntungan dari akses instan dan biaya langganan yang terjangkau membuat streaming menjadi pilihan utama bagi jutaan pendengar.

Akan tetapi, model pembayaran royalti di platform ini sering kali menjadi sorotan karena pembayaran per-stream yang sangat rendah. Menurut laporan dari Digital Music News, artis rata-rata hanya mendapatkan sekitar $0,003 per stream dari Spotify, sebuah angka yang seringkali jauh dari cukup untuk mendukung karir penuh waktu.

Ketika dibandingkan dengan pendapatan dari penjualan album fisik atau unduhan digital, royalti streaming tampak tidak sepadan. Hal ini memunculkan ketidakpuasan di kalangan banyak artis, terutama mereka yang berada di luar arus utama. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun royalti masih menjadi mekanisme resmi, sistem ini menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan artis di era digital.

Dampak pada Artis dan Kreator

Bagi banyak artis, royalti adalah sumber utama pendapatan. Namun, dengan menurunnya pembayaran royalti dari streaming, banyak yang terpaksa mencari sumber pendapatan tambahan. Beberapa artis kini mengandalkan penjualan merchandise, konser, atau sponsor untuk menutupi kekurangan yang disebabkan oleh royalti yang rendah.

Di sisi lain, perubahan ini juga mendorong para artis untuk menjadi lebih kreatif dalam cara mereka memonetisasi musik mereka. Mereka memanfaatkan platform sosial untuk berinteraksi langsung dengan penggemar, membangun basis penggemar yang kuat, dan menciptakan peluang untuk pendapatan tambahan melalui crowdfunding atau platform patronase seperti Patreon.

Namun, tantangan ini bukan hanya soal pendapatan. Penurunan royalti juga memengaruhi cara artis mendekati produksi musik. Dengan pendapatan yang lebih sedikit, beberapa artis mungkin merasa tertekan untuk memproduksi lebih banyak materi dengan anggaran yang lebih rendah, yang dapat memengaruhi kualitas musik.

Implikasi terhadap Label dan Industri Musik

Bagi label musik, royalti adalah bagian dari struktur bisnis yang telah ada selama bertahun-tahun. Label seringkali terlibat dalam negosiasi royalti dengan platform streaming dan berperan penting dalam distribusi dan pemasaran musik. Namun, dengan perubahan dalam cara pendapatan musik dikumpulkan, model bisnis tradisional menghadapi tantangan baru.

Label musik kini harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sangat berbeda. Mereka mungkin perlu mencari cara baru untuk mendukung artis mereka dan memastikan bahwa semua pihak yang terlibat mendapatkan kompensasi yang adil.

Fenomena di atas, mungkin termasuk mencari sumber pendapatan alternatif atau berinovasi dalam kontrak dan perjanjian yang lebih fleksibel untuk artis.

Argumen Kritis dan Solusi

Ada argumen yang mendukung perbaikan sistem royalti untuk memastikan bahwa artis menerima kompensasi yang lebih adil. Salah satu usulan adalah model pembagian pendapatan yang lebih transparan dan langsung dari platform streaming.

Dengan mengurangi jumlah pihak ketiga yang terlibat dalam pembagian royalti, artis dapat menerima bagian yang lebih besar dari pendapatan yang dihasilkan dari karya mereka.

Selain itu, beberapa ahli industri menyarankan adanya revisi terhadap struktur royalti agar lebih mencerminkan nilai karya musik di pasar modern. Misalnya, penetapan tarif royalti yang bervariasi berdasarkan popularitas atau permintaan dapat memberikan insentif bagi artis untuk menghasilkan karya berkualitas tinggi dan berhubungan langsung dengan pendengar mereka.

Pada Kesimpulannya, penulis berpendapat

Dalam konteks perubahan lanskap musik digital, royalti memainkan peranan yang kompleks dan sering kali kontroversial.
Meskipun sistem royalti masih relevan sebagai mekanisme kompensasi, tantangan yang muncul menunjukkan perlunya pembaruan untuk mencerminkan realitas ekonomi modern.

Dengan memahami dampak royalti terhadap artis, label, dan industri musik secara keseluruhan, kita dapat mengembangkan solusi yang lebih adil dan berkelanjutan.


Seiring dengan terus berkembangnya teknologi dan cara kita mengakses musik, penting bagi semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam menciptakan sistem yang mendukung kreativitas dan memberikan imbalan yang sesuai bagi mereka yang berkontribusi pada dunia musik.

- Advertisement -
Share This Article