SastraNusa – Memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-79, Desa Ketanen, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, menyelenggarakan sebuah event bermakna: Sedekah Bumi dan Bedah Sejarah Desa.
Acara yang dilaksanakan pada Senin, 26 Agustus 2024 ini, bukan sekadar perayaan semata, melainkan sebuah refleksi dan upaya untuk merawat warisan budaya dan memperkokoh identitas Desa Ketanen.
Sedekah Bumi, sebuah tradisi luhur yang telah mengakar kuat di berbagai daerah di Indonesia, menjadi simbol syukur atas limpahan rezeki dan hasil bumi yang melimpah.
Di Desa Ketanen, Sedekah Bumi diwujudkan melalui rangkaian kegiatan yang sarat makna. Dimulai dengan “Dudok Sendang”, sebuah tradisi membersihkan sendang yang menjadi sumber air bagi warga Desa Ketanen.
Seluruh warga bergotong royong membersihkan sendang, memperdalamnya agar lebar dan dalam, sehingga airnya jernih dan melimpah. Kegiatan ini tidak hanya membersihkan sendang secara fisik, tetapi juga melambangkan upaya membersihkan hati dan jiwa dari segala kotoran dan dosa.
Setelah membersihkan sendang, warga Desa Ketanen melanjutkan dengan membersihkan desa. Gotong royong membersihkan desa menjadi cerminan semangat persatuan dan kesatuan warga Desa Ketanen dalam menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan.
Puncak dari Sedekah Bumi adalah Kirab Budaya Parade Tumpeng. Tumpeng, simbol gunung yang merupakan sumber kehidupan, diarak dengan penuh khidmat, melambangkan syukur atas hasil bumi yang melimpah dan doa untuk kesejahteraan warga.
Sedekah Bumi di Desa Ketanen tidak hanya menjadi momen syukur, tetapi juga menjadi ajang untuk mengenang dan mempelajari sejarah Desa Ketanen. Acara Bedah Sejarah Desa yang menghadirkan Diaz Nawaksara, seorang sejarawan dan kurator manuskrip, menjadi momen penting untuk menggali dan memahami sejarah Desa Ketanen secara lebih mendalam.
Melalui Bedah Sejarah Desa, warga Desa Ketanen diajak untuk memahami asal-usul desa, tokoh-tokoh penting yang pernah hidup di desa, dan nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh para leluhur. Pemahaman sejarah ini penting untuk membangun rasa memiliki dan kecintaan terhadap desa, serta menjadi landasan bagi generasi muda untuk meneruskan warisan budaya Desa Ketanen.
Sedekah Bumi dan Bedah Sejarah Desa di Desa Ketanen merupakan bukti nyata bahwa tradisi dan sejarah dapat menjadi kekuatan yang mempersatukan dan memajukan sebuah desa. Acara ini tidak hanya menjadi perayaan semata, tetapi juga menjadi momen refleksi dan upaya untuk merawat warisan budaya dan memperkokoh identitas Desa Ketanen. Semoga tradisi ini terus lestari dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk menjaga dan mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa.(*)